Budi Luhur, JAKARTA – Universitas Indonesia dan Universitas Kagoshima Jepang, menggelar Forum Mahasiswa tentang Social Entrepreneurship / Kewirausahaan Sosial, Jumat (20/3) di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta. Acara bertema “Creativity for Sustainable Society” ini dihadiri 150 mahasiswa Universitas Budi Luhur, 25 mahasiswa dan dosen pembimbing Universitas Kagoshima dan 75 orang komunitas sekitar kampus Budi Luhur.
Kegiatan ini masih menjadi rangkaian kegiatan Universitas Budi Luhur dan Universitas Kagoshima Jepang yang telah dilakukan sejak tahun 2014 lalu. Tujuan dari kolaborasi ini adalah melakukan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, melalui dampingan universitas, pemerintah dan pelaku bisnis.
Acara dibuka Direktur Promosi dan Kerjasama Universitas Budi Luhur, Brury Triya Sartana dan rombongan Universitas Kagoshima sendiri dipimpin Prof Kozo Obara.
Dalam sambutannya, Brury menjelaskan bahwa kewirausahaan sosial adalah sebuah model bisnis yang dijalankan melalui pemberdayaan masyarakat dan bertujuan memberikan dampak penyelesaian masalah sosial. Oleh sebab itu kata dia, pada forum ini Universitas Budi Luhur dan Universitas Kagoshima Jepang berkolaborasi mendidik masyarakat tentang pentingnya lingkungan bagi keberlanjutan kehidupan. Kolaborasi antar UBL dan universitas Kagoshima dan masyarakat serta pemerintah telah dilakukan sebelumnya.
Brury menambahkan, berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti kuliah umum yang dibawakan Prof Obara, Lomba Produk Daur Ulang, Green Product Development Workshop, dan pelatihan membuat pupuk yang didukung pemerintahan. Rektor UBL Prof Hapsoro dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya unsur yang disebut BIG C, dalam pendidikan dan pengelolaan lingkungan.
Tentang konsep BIG C, yang dimaksudkan Prof Hapsoro adalah bahwa masalah lingkungan tidak dapat diatasi secara parsial, tetapi harus sistemik yang melibatkan unsur, seperti, Businessman, Intelectual, Government dan Community. Keempat unsur ini menurut dia harus diajak bersama-sama aktif dalam kegiatan pendidikan lingkungan.
Sebelumnya Ketua Yayasan UBL Kasih Hanggoro,juga menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari cara mendidik manusia cerdas dan berbudi luhur. “Smartkarena diberi pengetahuan tentang lingkungan, berbudi luhur karena kita diajak untuk memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan dalam mengelola lingkungan yang kita cintai,”ujar Hanggoro.
Pada kuliah umum Prof Obara menjelaskan bahwa mahasiswa Universitas Kagoshima menampilkan bagaimana mengumpulkan sampah di Jepang yang dipisahkan per hari berdasarkan kriteria dan jenis sampahnya, agar dapat di olah sesuai manfaat masing-masing.Mereka juga menampilkan berbagai karya seni dari produk pembusukan daun, hasil dampingan mereka dengan siswa-siswi SD di Bali. “Perlu di ketahui rombongan dari Universitas Kagoshima ini sedang melakukan tour mengenai, “Sustainable Society Development” di Indonesia selama satu bulan,” lanjut Prof Obara.
Dalam kesempatan tersebut mahasiswa UBL menampilkan karya seni dari produk recycle dan material alam yang sudah mereka aplikasikan sebagai dekorasi di beberapa pameran. Karya seni tersebut sekaligus telah di sosialisasikan kemasyarakat binaan universitas, untuk di kembangkan sebagai produk yang dapat di buat dan di jual belikan oleh masyarakat. Mahasiswa juga membagikan ide bagaimana mengelola Bank Sampah Budi Luhur.
Masyarakat “Kampung Recycle Budi Luhur”, yaitu komunitas binaan Arsitektur Budi Luhur yang menamakan dirinya KSM NYIUR petani sampah yang tinggal di wilayah sekeliling kampus, menampilkan lukisan dan berbagai produk yang dibuat dari sampah plastik dan rangka daun (Happa). Produk Happa ini merupakan hasil pelatihan untuk warga dan mahasiswa yang diberikan Prof Obara pada bulan September 2014 lalu saat berkunjung ke Universitas Budi Luhur. Prof Obara sangat terkejut karena masyarakat menghasilkan karya yang di luar dugaannya.
Usai forum mahasiswa, rombongan seperti dijelaskan Kepala Humas UBL, Linda Islami,MSi rombongan mahasiswa dari kedua universitas melanjutkan perjalanan ke Universitas Indonesia (UI). Forum kali ini kata Linda melibatkan aktifis mahasiswa, pencinta lingkungan, dosen dan mahasiswa UI. Sharing terhadap kegiatan kreatifitas mahasiswa dengan masyarakat serta aktifitas mahasiswa, dosen bersama-sama dengan masyarakat yang telah dilakukan UBL menghasilkan keinginan mahasiswa UI untuk bergabung dengan KSM Nyiur dan UBL untuk kegiatan creativity for sustainable society.
Namun demikian pungkas Linda, satu yang masih ditunggu yaitu, kehadiran pelaku bisnis dan pemerintah agar kegiatan masyarakat membuat produksi dari bahan recycle mendapat dukungan dan perhatian besar, sehingga menjadi produk unggulan nasional.
Berita ini juga di publish di scholae.co